Walaupun masa pengabdian selama 1 tahun di daerah terpencil sudah dilakoni para penggiat pendidikan SM-3T, namun semangat para guru yang menjadi alumni program yang memiliki moto “Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia” ini tidak hilang begitu saja. Salah satu agenda untuk menyalurkan aspirasi mulia itu adalah pelaksanaan kegiatan Mengedukasi Anak Negeri (MeAN) yang dicetuskan oleh Yayasan Masyarakat SM-3T Institute. Mengawali realisasinya di tahun 2018 ini, alumni SM-3T Basecare Sumatera Barat memilih mengadakan MeAN di SD Negeri 17 Pinti kayu Ketek, Jorong Pinti Kayu Tangah, Nagari Pakan Rabaa Timur, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, Solok Selatan, Sumatera Barat. Kegiatan MeAN ini berlangsung dari tanggal 26 hingga 28 Januari 2018, yang diprakarsai oleh alumni PPG SM-3T yaitu Wahdini Dwiranda, Harfa Sakri, Muhammad Arssad, Maida Wardina, Sumira, Wanggi Setra, dan Rica Darmayanti. Turut pula berpartisipasi salah seorang pelatih kepramukaan dari Kota Solok, Afrizal, M.Pd.
Acara hari pertama dimulai pada Jumat, 26 Januari 2018. Acara hari ini lebih kepada koordinasi dan silaturahim dengan perangkat sekolah dan pejabat desa. Koordinasi di sekolah dilakukan dengan kepala sekolah dan beberapa orang guru. Berhubung jarak rumah siswa dengan sekolah cukup jauh, 2 jam berjalan kaki, maka kepala sekolah meminta acara dipadatkan di hari sabtu saja. Setelah itu kami langsung menemui ketua pemuda setempat. Ketua Pemuda semula sudah kami temui dan menjelaskan kegiatan, beliau sangat mengapresiasi dan akan terlibat aktif bersama pemuda-pemudi jorong berpartisipasi dalam kegiatan pentas seni MeAN. Namun ditemui pada hari jumat itu, beliau menyampaikan maaf karena ada beberapa hal sehingga tidak bisa meramaikan acara MeAN, namun tetap akan mengawal dan mengamankan MeAN dari awal hingga akhir acara.
Setelah itu rombongan bertemu dengan Ketua Pemuda Jorong. Sama halnya dengan Ketua Pemuda Kecamatan, beliau juga merespons baik kegiatan MeAN dan memberikan tempat tinggal untuk panitia selama kegiatan berlangsung, di rumah beliau sendiri.
Pada malam harinya kami bersilaturahim dengan warga di Mesjid Firdaus. Masyarakat yang kebanyakan berprofesi sebagai petani sulit ditemui pada hari biasa kecuali hari Jumat. Pada kesempatan itu kami juga menyampaikan niat baik yang direspons dengan senyum merekah jamaah.
Sebelum acara pembukaan dimulai, pagi itu peserta didik dikumpulkan di lapangan untuk pemanasan dan menyerap vitamin D dari sinar matahari pagi. Setelah pemanasan dirasa cukup, panitia memberikan senam gemufamire. Senam yang belum pernah didengar apalagi dipraktikkan oleh peserta didik di sana membuat mereka antusias dan bergerak tanpa mengenal lelah. Kak Harfa menjelaskan bahwa senam ini berasal dari Indonesia timur. Jadi dengan adanya penyampaian ini, diharapkan siswa semakin mengetahui bahwa Indonesia kaya akan budaya, dan harapannya mereka bisa menghargai keberagaman.
Setelah para undangan datang, acara dilanjutkan dengan pembukaan. Sasaran program MeAN Solok Selatan, selain bagi peserta didik SD Negeri 17 Pinti Kayu Ketek, juga ada program yang dilakukan di masyarakat Jorong Pinti Kayu Tangah. Kegiatan di SD dilakukan pada hari Sabtu, 27 Januari 2018, dari pukul 08.00-15.00 WIB. Kegiatan MeAN di sekolah tidak bisa dilaksanakan sampai sore dikarenakan jarak antara sekolah dengan rumah siswa cukup jauh, 2 jam yang ditempuh dengan berjalan kaki.
Kegiatan di SDN 17 diawali dengan pembukaan yang dihadiri oleh kepala sekolah Bapak Bustarial, S.Pd, kepala UPTD Solok Selatan Bapak Condralisman, S.Pd, serta Ketua Komite Khaidir Mandaro Kaciak, dan para majelis guru. Acara MeAN dibuka langsung oleh bapak Kepala UPTD. Dalam acara pembukaan, ketua panitia dalam kesempatan ini Wahdini Dwiranda, S.Pd.,Gr, menyampaikan tujuan dan manfaat dari kegiatan ini. “Selain sebagai wujud Alumni Tak Berhenti Mengabdi, program ini untuk menggiatkan literasi sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler untuk mengasah minat dan bakat siswa”.
Dalam kesempatan yang sama dari Masyarakat SM-3T Institute yang dalam hal ini diwakili oleh Ketua Basecare Sumatera Barat, Harfa Sakri, S.Pd.,Gr menyampaikan ucapan rasa terima kasih atas kerja sama berbagai pihak sehingga kegiatan ini bisa dilaksanakan.
Setelah kegiatan pembukaan berakhir, peserta didik lalu dibagi ke dalam 3 posko;
- Posko rainbow : kegiatan hasta karya
- Posko hero : kegiatan seni dan olahraga
- Posko champion : kegiatan dokter kecil dan kepramukaan
Kelas 5 dan 6 satu jam pertama di posko rainbow, dengan kegiatan membuat bross jilbab dari kain perca. Hal ini diberikan kepada kelas tinggi oleh kak Maida dan kak Rica sesuai dengan kemampuan mereka. Hal ini selain meningkatkan kreativitas dan psikomotor peserta didik, ini juga bisa memberikan inspirasi agar siswa bisa berwirausaha dengan karya seni.
1 jam berikutnya kelas 5 dan 6 masuk ke posko champion dengan kegiatan pramuka dan dokter kecil. 2 kegiatan ini belum terlaksana di sekolah, jadi hal ini sangat baru dan menarik bagi peserta didik. Mereka bisa mengetahui bagaimana penanganan luka bakar, pingsan, dan lainnya. Materi P3K yang diberikan oleh kak Afrizal berlangsung dengan seru
Untuk kelas 3 dan 4, 1 jam pertama mereka di posko champion dan 1 jam berikutnya di posko hero. Posko hero berisi kegiatan olahraga dan seni. Mereka diajarkan tari kreasi daerah, yaitu tari Batok oleh kak Rica. Hal ini selain untuk meningkatkan rasa cinta dan bangga pada budaya daerah, juga permintaan dari kepala sekolah dalam rangka penyiapan FLS2N.
Kelas rendah, kelas 1 dan 2, selama 2 jam berada di posko hero, namun dengan materi yang berbeda. Satu jam pertama mereka mendapatkan materi olahraga dan games berkelompok dari kak Sumira. Kegiatan berupa permainan memindahkan bola secara estafet, memindahkan hulahup tanpa melepas pegangan secara berkelompok, dan permainan menarik lainnya. Hal ini untuk melatih fisik siswa dan membuat suasana ceria. Setelah itu mereka lanjut ke kelas berikutnya yaitu materi seni usap abur yang diberikan oleh kak Arsaad. Dengan alat kertas HVS, buku gambar, dan crayon, siswa kelas 1 dan 2 sangat antusias dan bahagia. Hasil usap abur mereka masing-masing disimpan di dalam tas. “Untuk dipajang di rumah kak”, ucap mereka girang.
Setelah selesai kegiatan di 3 posko, siswa istirahat dengan menyantap bekal yang sudah dibawa dari rumah masing-masing. Sementara itu panitia MeAN dan guru menikmati hidangan makan siang di kantor, dengan beralaskan daun pisang plus rasa kebersamaan. Majelis guru membantu untuk memasak konsumsi siang itu
Selesai istirahat kegiatan kembali dilanjutkan. Antara lain pelatihan secara intensif kepada peserta didik yang akan diutus menjadi delegasi sekolah dalam ajang FLS2N di tingkat kabupaten. Bagi peserta didik yang tidak ikut, sebenarnya akan diadakan pemutaran film SM-3T dan film edukatif anti korupsi. Namun karena listrik padam dari jam 9 sampai malam akhirnya peserta didik diberikan lomba antar kelas. 3 juara perkelas akan mendapatkan bingkisan menarik dari panitia. Sebelum acara penutupan, semua peserta didik menulis mimpi mereka pada selembar daun dari kertas origami yg sudah disediakan. Tidak ada yang tidak mungkin selama kita terus berusaha dan berdoa. Siswa sangat antusias menempelkan daun yang bertuliskan cita-cita mereka di pohon impian. “Saya ingin jadi tentara Bu!”, ucap Afdhal, peserta didik kelas 6 SD.
Kegiatan ini dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat sekolah. Selain membawa hal-hal baru, seperti dokter kecil, pelatihan hasta karya berupa seni usap abur dan membuat bros dari kain perca, MeAN juga memompa semangat dan motivasi siswa melalui kegiatan-kegiatan atraktif.
Setelah seharian berkegiatan, sore harinya diadakan acara penutupan. Acara diisi dengan pemberian donasi berupa buku bacaan, alat olahraga, alat P3K dan dokter kecil, yang diperuntukkan bagi sekolah. Sementara semua siswa mendapatkan alat tulis berupa satu buah buku tulis, pensil 2B, dan pena. Selain itu 12 orang siswa yang juga mendapatkan hadiah dari permainan dan kegiatan yang telah dilaksanakan.
Seusai kegiatan MeAN di SD Negeri 17 Pinti Kayu Ketek, kami melanjutkan dengan acara bazar baju bekas layak pakai yang digelar di lapangan volley pemuda Jorong Pinti Kayu Tangah. Antusias warga sangat luar biasa dalam membeli baju bekas layak pakai tersebut dengan kisaran harga Rp.1.000,- Rp.3.000,- Rp.5.000,- Rp.10.000 Rp.15.000 dan Rp.20.000,-
Donasi pakaian bekas ini dikumpulkan dari para alumni SM-3T dan masyarakat umum. Uang hasil penjualan dalam bazar tersebut disumbangkan ke mesjid secara utuh, terbagi ke dalam dua bentuk; uang tunai dan perlengkapan masjid seperti: mikrofon, sajadah, dan beberapa mukenah untuk jamaah perempuan serta kain sarung untuk jamaah laki-laki.
Hasil donasi ini diserahkan setelah shalat subuh berjamaah di hari terakhir pelaksanaan MeAN minggu, 28 Januari 2018.
Masyarakat sangat senang dengan kedatangan Masyarakat SM-3T Institute Basecare Sumatera Barat dan berharap MeAN bisa kembali menyapa jorong (desa) mereka.
Memberikan perhatian dan kepedulian untuk daerah 3T dengan cara mengedukasi dengan menginspirasi, menyampaikan pembelajaran yang inovatif dan kreatif merupakan salah satu bentuk dari implementasi alumni tak berhenti mengabdi, yang menjadi latar belakang kegiatan MeAN ini dilaksanakan.
Adapun tujuan kegiatan ini secara rinci yaitu:
- Mengasah dan menyalurkan kemampuan Masyarakat SM-3T Institute untuk selalu peduli terhadap pendidikan.
- Menginspirasi dan menularkan nilai-nilai gotong royong sesama alumni dalam marwah “Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia”.
- Mendorong Kreativitas dan inovasi pendidikan di daerah 3T.
- Memberikan motivasi kepada Siswa, Guru dan Masyarakat melalui kegiatan edukatif.
- Membangun karakter siswa yang religius, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan IPTEK yang baik
Reportase: Tim Publikasi MeAN 2018 Solok Selatan, Sumatera Barat
Senang rasanya mengetahui mereka antusias