Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan salah satu program kepeduliaan pemerintah kepada setiap warga sekolah untuk menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah, salah satunya dengan meningkatkan budaya membaca dan menulis. Menindaklanjuti hal tersebut, Masyarakat SM-3T Institue (MSI) ikut bergotong royong dalam menggalakkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di daerah 3T melalui penyediaan bahan bacaan yang mencukupi dengan melaksanakan program Penyaluran Buku bagi Daerah 3T Indonesia (Lubuk Hati)
Dalam kesempatan ini, Masyarakat SM-3T wilayah Sumatera Utara yang merupakan gabungan dari alumni PPG SM-3T mengambil bagian dalam penggiatan Gerakan Literasi Sekolah dengan melaksanakan kegiatan “MSI Sumatera Utara Berbagi Buku, Merajut Asa melalui Literasi”. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 03 Maret 2018 bertempat di SD Negeri 050740 Desa Kwala Langkat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara
Pukul 21.30 WIB, sebanyak 8 orang personil Basecare Masyarakat SM-3T Sumut memulai perjalanan ke Desa Kwala Langkat. Perjalanan mencapai Desa Kwala Langkat memerlukan waktu lebih kurang 4 jam dari Kota Medan dengan medan jalan yang tidak dilapisi aspal dan penuh lubang yang bergelombang serta debu yang menjadi ‘santapan’ di perjalanan. Berhubung malam kian larut, para personil memutuskan untuk merehatkan diri sejenak di rumah salah satu warga di Desa Tanjung Pura. Esoknya, pukul 07.30 WIB para personil melanjutkan perjalanan dengan menyeberangi sebuah sungai dengan menggunakan jasa getek (alat transportasi penyeberangan sungai), semua barang-barang donasi dimuat dalam satu angkot (Angkutan Kota) yang ikut diseberangkan oleh getek. Kemudian kembali menyusuri jalanan yang bergelombang dan rusak hingga sampai di tujuan.
Dalam kegiatan ini terdapat beberapa agenda selepas penyerahan buku yaitu permainan edukatif, seperti tepuk semangat, permainan borgol tali dan menulis cita-cita, harapan dan juga ungkapan terima kasih kepada orang tua dan guru.
Tepuk semangat, walaupun terlihat sangat sederhana untuk diterapkan, namun permainan tepuk semangat ini dapat melahirkan rasa semangat dan riang hingga anak-anak dalam kondisi psikologi yang siap untuk menjalani aktivitasnya disekolah.
Permainan borgol tali dilakukan secara berkelompok. Dalam setiap kelompok terdapat dua anak yang saling terborgol kedua tangannya dengan tali bersilangan dan anak yang lain bertugas memperhatikan dan menyampaikan solusi dalam bentuk pendapat. Permainan borgol tali ini dapat dikatakan merupakan simulasi dari pada pembelajaran saintific. (1) Permainan borgol tali dapat mencipta rasa keingintahuan (Foster a sense of wonder) sebab mereka tertarik bagaimana cara melepaskan borgol tanpa memutus tali yang bersilangan dan tanpa membuka borgol. (2) Meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation), anak-anak akan mengamati tali dan kondisi tangan yang terborgol oleh tali. (3) Melakukan analisis (Push for analysis), sembari anak-anak mengamati tentu mereka memikirkan kira-kira bagaimana cara melepaskan borgol sesuai dengan aturan hingga muncullah sebuah ide maupun sebuah gagasan. (4) Berkomunikasi (Require communication), saat anak sudah memiliki sebuah ide maupun gagasan cara melepaskan gembok, anak tersebut akan mengutarakan atau mengkomunikasikan gagasan tersebut kepada kawan-kawannya hingga mereka akan mencoba gagasan tersebut dan apabila belum berhasil mereka akan mengamati kembali dan melakukan tahap-tahap selanjutnya.
Kegiatan terakhir ialah menulis cita-cita, tujuan dari kegiatan ini mengajak anak-anak untuk aktif menulis dan anak-anak mampu menuangkan pemikiran mereka dalam bentuk tulisan. Kegiatan ini sederhana, mereka hanya diajak untuk menuliskan nama, cita-cita, ungkapan rasa terima kasih kepada orang tua, guru, dan juga melukiskan sebuah benda yang mampu mereka lukiskan di media kertas karton berbentuk daun yang sudah disiapkan.
Tulisan mereka walaupun hanya sebuah nama yang tersusun dari huruf-huruf yang terlihat “prematur” sangatlah disayangkan bila hanya tersembunyi di balik kertas bergaris dan berlipat sebab tulisan itu adalah pintu untuk karya-karya hebat yang akan mereka cipta. Kita harus memberikan suatu bentuk pengakuan kepada mereka sebagai tanda bertambahnya kemampuan mereka, yang bertujuan untuk menjaga rasa semangat dan kepercayaan diri peserta didik. Mereka kita ajak untuk menempelkan tulisannya di gambar pohon tanpa daun, buah dan bersama-sama menyuburkan pohon tersebut dengan semangat dan cita-cita yang tertulis di kertas daun serta buah tersebut.
Sebelum menutup kegiatan, ketua Basecare Edukasi Indonesia Sumatera Utara Dimas Pratama., S.Pd., Gr menyampaikan ungkapan terima kasih kepada pihak sekolah yang telah menerima dan memberi izin melaksanakan kegiatan ini. Kepala sekolah SD Negeri 050740 Bapak Ramlan A., Ma.Pd menyampaikan rasa terima kasih atas sumbangan buku dan kehadiran Masyarakat SM-3T Utara di sekolah tersebut yang telah menjalankan amanah dan berbagi bersama siswa-siswi dala melakukan hal-hal baru. “Semoga ini dapat mengubah pola pikir anak-anak untuk giat melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi” tambah beliau
Horasss..
Masyarakat SM-3T Sumatera Utara
Salam Literasi
Salam MBMI
Reportase: msi Sumatera Utara
Editor: HaeR