Setelah sukses menyelenggarakan program Penguatan Pendidikan Karakter yang dilaksanakan pada empat tempat berbeda (Kabupaten Jeneponto, Banggai Kepulauan, Alor dan Rote Ndao) yang bekerja sama dengan Guru Garis Depan Indonesia, kali ini Masyarakat SM-3T Institute kembali mengadakan kegiatan serupa di pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 Oktober 2019, letaknya di SMA Negeri 1 Paberiwai, Desa Kananggar, Kecamatan Paberiwai, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. SMA Negeri 1 Paberiwai terletak di bagian selatan Sumba Timur, jarak tempuh dari Ibu Kota Kabupaten (Waingapu) menuju lokasi kegiatan kurang lebih lima jam perjalanan dengan kondisi medan yang begitu berat.
Kegiatan program Penguatan Pendidikan Karakter dilaksanakan secara bergotong royong bersama Guru Garis Depan Kabupaten Sumba Timur dengan mengusung tema “Kerja Bersinergi Mengedukasi Anak Negeri dalam Membentuk Karakter Mulia bagi Siswa SMA Daerah 3T Indonesia”. Sasaran peserta dari kegiatan ini diutamakan untuk siswa SMA daerah 3T Indonesia.
Sebelum memasuki materi kegiatan, diawali dengan laporan oleh penanggung jawab kegiatan Aprisal Al Nahli, S.Pd.,Gr serta sambutan dari Kepala Sekolah SMA 1 Paberiwai Abner Renhard Pada, SH dan Direktur Masyarakat SM-3T Institute Akhiruddin, S.Pd.,MP.d., Gr sekaligus membuka kegiatan dengan resmi. Dalam laporannya, Aprisal Al Nahli mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan atas inisiasi dari Guru Garis Depan bekerja sama dengan Masyarakat SM-3T Institute sebagai bentuk kepedulian dan kepekaan pada generasi penerus bangsa serta kecintaan kita kepada Indonesia secara global. Di era milenial ini, generasi muda khususnya siswa SMA sangat rentan dipengaruhi oleh pikiran-pikiran negatif dan dipecah belah, kita tidak menginginkan generasi kita ke depannya menjadi generasi yang cuek dan tidak peduli dengan dirinya dan bangsanya. Olehnya itu, melalui kegiatan ini kami berharap dapat memberikan dan menambah wawasan kecintaannya, baik terhadap dirinya sendiri, keluarga, orang-orang sekitarnya serta bangsanya. Dengan dasar itulah, sehingga kami berinisiasi mengadakan kegiatan Penguatan Pendidikan Karakter dengan mengangkat tiga materi utama yaitu; Penguatan Karakter dan Wawasan Kebangsaan, Kampanye Anti Narkoba, HIV/AIDS, Gerakan Stop Bullying serta materi pengembangan diri yaitu pelatihan pembuatan hasta karya dan kelas literasi serta pelatihan kreasi seni memasak.
Sementara itu, Kepala SMA Negeri 1 Paberiwai, Abner Renhard Pada, SH dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada GGD Sumba Timur dan Masyarakat SM-3T Institute yang telah mimilih SMA Negeri 1 Paberiwai sebagai sasaran dari acara ini. Tentunya kami bersyukur, sebab di antara banyak SMA yang ada di Sumba Timur sekolah kami yang dijadikan pilihan untuk kegiatan ini. Program seperti ini sangat memberikan dampak positif bagi pembentukan dan pengembangan jati diri anak dan kegiatan seperti ini yang menyasar kepada peserta didik sangat jarang kita temui terutama bagi kami yang ada di pelosok daerah 3T. Olehnya itu, saya sangat berharap kepada GGD dan Masyarakat SM-3T Institute agar kegiatan-kegiatan seperti ini terus disebarluaskan ke pelosok negeri dan semoga ke depannya ketika ada lagi kegiatan yang serupa, sekolah kami kembali menjadi plihan. Selain itu, Abner Renhard Pada, SH juga bercerita tentang sejarah perjuangan berdirinya SMA Negeri 1 Paberiwai yang dipelopori oleh SM-3T Angkatan I sekitar tahun 2011-2012. Ini membuktikan bahwa SM-3T menjadi penggerak perubahan dan inspirasi bagi kami. Meski sekarang sudah menjadi alumni (GGD), tetapi mereka tetap terus melakukan kegiatan-kegiatan inovatif yang jarang dilakukan oleh guru pada umumnya.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Direktur Masyarakat SM-3T Institute, Akhiruddin, S.Pd.,M.Pd.,Gr sekaligus membuka kegiatan tersebut dengan resmi. Dalam sambutannya ia memotivasi peserta didik yang mengikuti seminar agar tidak merasa minder sebagai anak dari pelosok. Justru karena adik-adik (peserta, red) berada di daerah terpencil, maka kalian telah memiliki potensi yang lebih tangguh untuk memacu diri agar menjadi lebih baik. Lanjut Bang Haer (sapaan akrab beliau) mengatakan bahwa tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang karakter yang harus dimiliki dalam diri peserta didik, sebab merekalah nantinya yang menjadi generasi penerus bangsa, maka dari itu sedari awal sebaiknya kita kerja bersama mempersiapkan dan mengantisipasi peserta didik terhadap pikiran-pikiran yang dapat merusak pikiran dan mental mereka. Setelah dibuka secara resmi oleh Akhiruddin yang disaksikan langsung Kepala SMA Paberiwai dan jajaran guru beserta beberapa orang tua peserta didik yang sempat hadir, acara dilanjutkan dengan penyajian materi.
Pada sajian materi perdana disampaikan oleh Eryxon Umbu Nggora Meha Langga, S.Pd.,Gr. Dalam penyampaian materinya ia menekankan kepada peserta didik untuk menjauhi penggunaan Narkoba. Narkoba selain barang haram dan melanggar peraturan hukum pidana juga dapat membawa malapetaka yang lebih besar, misalnya sebagai sumber munculnya penyakit menular seksual (HIV/AIDS). Dijelaskan pula bahwa orang yang-orang yang menggunakan narkoba sebagai gaya hidup, maka tidak bisa terelakkan akan terjun pula ke dunia pergaulan bebas. Jika seseorang telah terjun ke pergaulan dunia bebas, maka di saat itu pulalah berpotensi melakukan hubungan bebas dan gonta-ganti pasangan yang dapat memicu munculnya penyakit HIV/AIDS dan mematikan. Di akhir materinya, ia menyampaikan pesan kepada peserta didik untuk mengambil keputusan yang tidak membuat masa depan menjadi suram.
Setelah materi perdana selesai disajikan, dilanjutkan dengan materi kedua yaitu Penguatan Karakter dan Wawasan Kebangsaan. Materi ini disajikan oleh Aprisal Al Nahli, S.Pd.,Gr yang juga merupakan GGD yang bertugas di SMP Negeri Satap Umandundu, Pinu Pahar, Sumba Timur. Pria asal Makassar, Sulawesi-Selatan yang memilih mengabdikan diri di Sumba Timur menyampaikan materinya dengan lugas dan semangat membara. Di hadapan peserta yang begitu antusias menyimak materi, beliau mengatakan bahwa karakter adalah mesin penggerak dan sekaligus kemudi yang akan menentukan pilihan bagi individu maupun bangsa untuk memilih menuju kepada kebahagiaan atau kehancuran. Karakter harus dibentuk sejak dini, karakter sangat dipengaruhi oleh orang-orang sekitar terutama orang tua dan lingkungan sekolah/pergaulan. Maka berhati-hatilah memilih pergaulan, jangan sampai Anda salah bergaul. Beliau pun menekankan bahwa karakter itu tidak hanya sekadar dipelajari, tapi dipraktikkan secara nyata sesuai dengan norma yang ada tanpa perilaku yang menyimpang. Beliau pun mengajak kepada peserta yang mengikuti kegiatan agar memperdalam pengetahuan wawasan kebangsaan. Dengan mendalami wawasan kebangsaan kita dapat melihat Indonesia secara menyeluruh dan bergerak dari sifat individual atau kelompok menjadi sifat yang nasionalis dan universal. Selain itu, juga mengajak kepada paserta didik untuk bijak menggunakan sosial media, jangan mudah terprovokasi terhadap berita-berita yang tidak jelas asalnya, sebab akhir-akhir ini banyak berita-berita di media yang sifatnya hoax, menebar fitnah dan benci. Saat materi berlangsung juga terjadi sesi tanya jawab antara pemateri dengan peserta didik. Dalam closing materi beliau juga menyampaikan puisi yang menggambarkan tentang Indonesia secara universal.
Pada materi terakhir, yaitu Gerakan Stop Bullying dibawakan oleh GGD angkatan ke II, Fekrianus Edison Tun, S.Pd.,Gr pria asal Soe’ yang bertugas di SMP Negeri Kakaha, Sumba Timur. Di awal materi beliau memutar film pendek tentang dampak dari bullying. Dalam materi yang disampaikan, ia mengatakan bahwa kasus bullying pada anak merupakan hal yang sering terjadi dan banyak memakan korban. Kasus bullying terlihat biasa, tetapi sangat berpengaruh pada perkembangan psikologis seseorang. Hal ini sudah terwariskan dari generasi ke generasi sehingga kurang terpantau oleh sekolah dan orang tua. Bahaya bullying sangat banyak. Misalnya, membuat si anak ketakutan, gangguan psikologi, menjadikannya pendendam, pelaku kekerasan, dan bullying juga dapat mengancam nyawa seseorang, ungkap Guru Garis Depan SMP Satap Kakaha tersebut. Beliau juga berpesan agar setiap kita dapat menjauhkan diri kita sebagai pelaku bullying. Sebelum menutup materinya, beliau mengajak seluruh peserta seminar untuk berkomitmen menjauhi bullying dengan mengumandangkan kalimat “Stop Bullying”.
Sedangkan untuk sesi pengembangan diri, peserta didik dilatih membuat kerajinan tangan berupa bunga perhiasan yang terbuat dari barang-barang bekas. Selain itu, peserta didik juga diajar untuk membuat kue dengan memanfaatkan bahan pangan lokal, mengelola mangga menjadi puding.
Selain itu, siswa juga diajarkan bagaimana cara menata ruang kelas menjadi kelas literasi salah satunya dengan pembuatan reading corner. Pada kegiatan pengembangan diri dipandu langsung oleh Agnesiani, S.Pd.,Gr dan Lidia Sukardi, S.Pd.,Gr serta beberapa GGD yang turut hadir pada kegiatan tersebut.
Di akhir kegiatan ditandai dengan penyerahan piagam penghargaan dari Direktur Masyarakat SM-3T Institute kepada Kepala Sekolah serta kepada peserta didik yang mengikuti kegiatan tersebut serta melakukan foto bersama.