Kegiatan Peerteaching yang dilaksanakan selama empat hari, mulai dari hari Rabu (7/3/2018) dan berakhir hari Senin (12/3/2018) sekaligus menandai berakhinya lokakarya siklus 2. Dalam kegiatan Peerteaching tersebut pihak penyelenggara menghadirkan guru pamong dari sekolah favorit yang ada di kota Bengkulu yakni guru dari SMPN 1 Kota Bengkulu dan SMPN 3 Kota Bengkulu. Guru-guru tersebut telah mengikuti berbagai pelatihan pengembangan kurikulum. Mereka sangat berpengalaman dan saran-sarannya untuk peserta PPG sangat membangun dan peserta PPG SM-3T UNIB (Universitas Bengkulu) VI dapat memetik banyak pelajaran berharga dari kegiatan tersebut.
Fajrin (peserta PPG) mengatakan “Peerteaching ini sangat membangun karena setiap mahasiswa dituntut menampilkan kemampuan terbaiknya dalam menerapkan pembelajaran melalui perangkat pembelajaran, media, alat peraga yang telah dibuat dengan bimbingan para dosen”. Ditambahkan lagi oleh Leni “melalui kegiatan ini saya dapat menambah wawasan dari masukan guru pamong dan dosen serta saya dapat belajar dari kesalahan sendiri dan kesalahan yang dilakukan oleh teman”.
Selanjutnya peserta PPG SM-3T UNIB mempersiapkan diri untuk menghadapi tahapan selanjutnya yaitu tes formatif yang akan diselenggarakan hari ini (13/3/2018). Tes formatif dilaksanakan untuk mengukur pemahaman peserta PPG tentang komponen perangkat pembelajaran (kompotensi pedagogik) dan mengukur penguasaan materi (kompotensi profesional).
Saya menyadari sepenuhnya bahwa itu hanya bagian kecil dari deretan perjuangan yang akan kami lalui untuk menyandang gelar Guru Profesional. Tetapi saya pun sadar bahwa kita tidak akan pernah berdiri di anak tangga yang kesepuluh jika tidak memulai melangkah dan menapaki anak tangga pertama. Menjadi guru profesional bukanlah perkara yang mudah, bukan hanya tentang a,b,c… dan 1,2,3…, bukan hanya tentang membaca dan menulis, tetapi jauh dari pada itu menyimpan makna yang mendalam sehingga membutuhkan semangat yang tidak biasa. Bukankah untuk memurnikan emas harus dimasukkan ke dalam tanur api?
Namun kita tidak lantas meminta agar beban perjuangan diringankan, tetapi saya percaya bahwa pundak kita akan selalu dikuatkan. Kita tidak kemudian mengeluh, karena mengeluh adalah wajah dari kelemahan jiwa. Sehingga pada situasi yang sama menjadi guru profesional bukanlah hal yang tidak mungkin. Saya lebih memaknainya sebagai suatu upaya memperbaiki kualitas diri. Seperti suatu barang di pasar akan diobral jika kualitasnya buruk, sebaliknya akan ditawar dengan harga yang tinggi jika kualitasnya baik.
Dalam rangka mewujudkan hal itu, kita harus memaksimalkan segala peluang dan kekuatan yang ada sehingga kelak mampu mengantarkan anak-anak bangsa dari tebing-tebing kebodohan ke puncak-puncak kecerdasan. Kita tidak ingin pendidikan terpenjara dalam masalah (tidak sesuainya ide dan realita) agar kita tidak cukup memandang cita-cita dari lembah, tetapi dapat berdiri bersama di atas puncak. Api semangat tidak boleh padam untuk terus berbenah karena kualitas yang baik adalah akibat dari usaha yang sungguh sungguh.
Reportase: PPG SM-3T UNIB VI
Editor: HaeR